Review Like & Share: Pergulatan Remaja Menghadapi Realita Tabu Hasrat Seksual

Review like & share

Awalnya emang cuma random aja sih, ngajakin Ranger buat ngebakso sayur aja. Cuma tuh dari semalem aku scroling Tiktok kok muncul review filmnya si Arawinda Kirana main film di Like & Share.

Iya Arawinda yang pernah aku ulas sebelumnya di Yuni. Yang sempet kesandung kasus skandal? Iya bener.

Di sini dia sebagai Sarah yang punya temen namanya Lisa (Aurora Ribero). Kalau Aurora Ribero ini muncul di Ali dan Ratu Queens.

Sekali lagi Gina S Noer berani mendorong batas tabu masyarakat Indonesia lewat karya sinemanya. Setelah berhasil menggemparkan publik lewat Dua Garis Biru.

Dua film yang sama-sama mengangkay seks di kalangan remaja. Sesutu yang real, tapi jarang diperbincangkan terang-terangan.

Remaja Kecanduan Pornografi, Wajar atau Kurang Ajar?

Setiap anak ABG yang lagi tinggi-tingginya hormon dan lagi puber, wajar dong rasa ingin tahu dan penasarannya terhadap lawan jenis juga luber-luber?

Ayo lho Mak, ngaku. Pernah ABG juga kan? Masa ngga pernah sekadar naskir ama temen sekelas sama kakak kelas sih? Ini malah ngga wajar, lho!

Apalagi remaja adalah fase yang pasti dilewati tiap orang, dengan perubahan emosional, kognitif, dan psikis. Rasa ingin tahu yang berhubungan dengan seksualitas pun juga tinggi.

Apalagi kecangilahn teknologi yang membuat semakin mudahnya mengakses konten bermuatan seks yang mengarah pada pornografi. Tak hanya orang dewasa, maupun remaja, mirisnya anak tetanggaku yang masih SD juga udah menikmatinya.

Merinding gasik?

Cuplikan film Like & Share (Dok. Starvision/Like & Share)

Begitu juga Lisa dan Sarah yang sibuk mengeksplorasi dunia remaja mereka. Keduanya kerap bikin video ASMR bersama yang ditonton jutaan orang.

Btw, aku baru tahu juga kalau konten Autonomous Sensory Meridian Response (ASMR) diklaim bisa meredakan kecemasan, mengurangi berbagai perasaan negatid, meredakan bad mood, dan bikin bobo nyenyak. Entahlah ah!

Nah, suat hari Lisa terobsesi konten “bokep hp jatoh” yang diperankan Fita (Aulia Sarah). Saking parahnya sampai si Lisa nonton dan ehm di kamar mandi sekolah.

Sementara si Sarah terjerumus pergaulan bebas dengan pacarnya Devan (Jerome Kurnia).

Saat di Lisa ketahuan nyokapnya lagi lihat bokep, terang aja Maknya marah besar dong. Tapi sama emaknya malah disuruh ngaji atau dengerin pengajian tentang bahaya pornografi.

Emang ngaruh gitu di anak remaja?

Ibu dan Anak Juga Butuh Ngobrol, Dengerin Mereka Bercerita

Di balik layar film Like & Share (instagram.com/filmlikeandshare)

“Gw kangen nyokap.”

Gitu kata Lisa. Kangen? Bukannya mereka serumah dan ketemu tiap hari?

Nyatanya Lisa seperti serumah dengan orang lain. Ibunya ngga kenal Lisa, dan Lisa tak menemukan sosok ibunya yang dulu.

Setelah ibunya menikah lagi, dan mendadak agamis setelah menjadi muallaf. Entahlah, mungkin Lisa belum bisa beradaptasi dengan perubahan yang terlalu cepat.

Tertekan, tapi ngga punya temen ngobrol. Dia cuma punya Sarah

Sedangkan Sarah sendiri juga ternyata merindukan bundanya, semua hal pasti diceritakan sama bunda. Tapi kedua orang tuanya meninggal karena sebuah kecelakaan.

Cuma tinggal berdua dengan kakaknya yang sibuk sendiri karena mempersiapkan pernikahannya. Bahkan ingin mengajak Sarah pindah ke Ostrali. Kakaknya juga ngga mau tahu dengan keinginan Sarah, mimpin dan masa depannya yang ia rajut bersama Lisa.

Menurutku, kalau kita ngga bisa jadi sahabat buat anak-anak kita, mungkin juga mereka akan mencari seseorang di luar sana yang bisa dan mau mendengarkan cerita mereka.

Aku sendiri?

Kayanya aku jadi tertampar banget. Ragaku pun menemani anak-anak 24 jam setiap hari, tapi di mana jiwaku? Apakah aku sudah mendengarkan mereka?

Sayangnya, belum sepenuhnya.

Baca Juga:

Review Ngeri Ngeri Sedap: Belajar Jadi Orang Tua Ngga Ada Tamatnya

Kekerasan Seksual Apakah Sebuah Fantasi?

Film ini emang banyak adegan ranjang dan ‘berani’. Kesannya Raawwrr banget wkwkwk.

Aku sendiri jadi merasa bersalah ngajakin para jomlo tuna asmara untuk lihat adegan hot. Padahal jelas Arawinda tuh jauh banget di bawah kami, tapi kaya yang pro haha.

Eh tapi, ngomongin kekerasan seksual, topik ini emang hangat banget dalam beberapa waktu terakhir. Catatan Tahunan Komnas Perempuan pada 2020 menyatakan kalau ada lebih dari 431.000 kasus kekerasan pada perempuan.

Jumlahnya juga meningkat 192 persen dalam waktu 12 tahu terakhir.

Kekerasan seksual ini juga dialami Fita si pemeran bokep hp jatoh. Ternyata emang suaminya tuh yang kelainan, dan nge-videoin mantap-mantap mereka sampe tersebar luas.

Cuplikan film Like & Share (Dok. Starvision/Like & Share)

Begitu juga Devan, yang berjani ngga akan menodai Sarah. Halah, omongan anget tai kucing.

Mereka berdua emang suka sama suka. Tapi si Devan juga manipulatif banget. Jarak usia yang terpaut 10 tahun bukan lantas membuat Devan ngga menghargai pendapat Sarah kan?

Jatohnya, si Sarah ini diperkosa kan?

Jadi inget film Fifty Shades if Grey yang mengajarkan BSDM. Bahkan aku jadi inget skandal Balenciagadengan kampanye iklannya menampilkan foto yang ngga pantas buat dilihat anak-anak.

Tahu kan? Beruang BDSM yang dipegang anak-anak. Gilak ya? Se terang-terangan itu lho.

Dunia sedang ngga baik-baik aja. Tugas kita sebagai orang tua jadi semakin berat.

Transformasi dunia kita kini berhadapan langsung dengan kegagapan masyarakat menghadapi kasus kekerasan seksual, sistem hukum, serta penggunaan teknologi media dengan beradab.

Rasa deg-degan punya anak perawan, sama deg-degannya dengan punya bujang!

Pergaulan anak sekarang, se-mengerikan itu.

Kalau tahu yang seliweran di media sosial bahkan separah itu! Orang-orang bahkan ngga malu menampakkan kegiatan bahkan aktivitas seksual mereka di hadapan umum.

Penyelesaian Masalah Yang Tak Ada Penyelesaiannya

Devan mengancam akan menyebarkan video bejat mereka, kalau Sarah berani berhenti atau minta putus.

Awalnya Sarah denial kalau dia diperkosa. Dia mengaku sama Lisa kalau mereka suka sama suka melakukkannya. Tapi, Sarah merasa kesakitan.

Yah sakit yang bener-bener sakit fisik dan mentalnya. Usianya yang baru saja memasuki 18 tahun ngga bisa membantunya untuk hukum anak di bawah umur kan?

Tapi Sarah tetap maju. Video mereka tersebar, semua orang tahu. Siapa yang jadi pihak paling dirugikan?

Perempuan.

Lagi-lagi perempuan. Devan santuy banget, bahkan udah nemu cewe baru.

Sarah mencoba bunuh diri. Ngga perawan, dan ngga ada yang bertanggungjawab.

Lisa ada untuk membantu Sarah, mendukung Sarah. Apakah ada akhir penyelesaiannya?

Aku rasa ngga ada. Film ini hadir memang untuk menunjukkan gambaran realita sesungguhnya negeri ini. Bahwa di masyarakat kita memang ngga akan pernaha ada ujung atas kasus-kasus serupa.

Perempuan, atau siapa saja korban kasus kekerasa seksual harus bertanya pada dirinya, harus berjuang sendiri walau emang ngga akan pernah ada akhirnya.

Baca Juga:

Review Turning Red: Rumitnya Masa Transisi Anak ABG

Penutup

Film ini menurutku wajib dilihat oleh para orang tua yang punya anak remaja, untuk tahu gimana pergaulan anak muda jaman sekarang. Kalau boleh cerita jamanku dulu, tentu saja berbeda dengan jaman anak-anakku SMA nanti.

Terlepas dari pace agak lambat di awal cerita, konten ASMR yang mungkin juga banyak beredar di luaran, dan adegan rawwrrr di ranjang, tapi ceritanya dibangun penuh realita. Skoring musik, wardrobe yang anak muda bingits, dan akting pemainnya juga oke.

Oh ya, jangan bawa anak di bawah 17 tahun!

Selamat menonton 🙂

 

By thekurniawans

The Kurniawans adalah sebuah catatan keluarga, jelajahi kisah pengasuhan, perjalanan, dan semua cerita menyenangkan.

28 thoughts on “Review Like & Share: Pergulatan Remaja Menghadapi Realita Tabu Hasrat Seksual”
  1. Baca sekilas judulnya kukira isinya film komedi biasa. Tapi melihat orang2 di belakangnya, pasti ada banyak hal serius di dalamnya.

  2. Film ini sempet rame banget di twiter, jadi penasaran pengen nonton juga soalnya aku punya anak di usia yang lagi bikin khawatir banget nih. Beneran harus berusaha terus untuk bisa deket dan ngobrol bareng anak yaaah.

  3. Anak sulungku baru aja ultah ke-17. Mau ajak dia nonton film ini tapi masih ragu hahaha 😀 Wah, iya betul mbak, kalau perempuan itu gimanapun kasusnya rata2 kalah ya sama pihak laki. Si cowok tau2 udah punya gandengan baru. Yang lama udah menderita diperkosa, dicuekin hadeuuh gemes. Realitanya begitu ya. Makanya jadi perempuan harus pandai menjaga diri dan pergaulan juga hati2.

  4. Menarik banget ya mbak filmnya, wacana juga buat orangtua tentang pergaualan anak masa kini. Aku kira film drama biasa gitu, ternyata nggak ya.

    1. Ngeri bgt klo lihat pergaulan remaja jaman now.
      Apalagi banyak influenza dari socmed tuh aduuuhh.
      Beneran tanda kiamat makin dekat

    2. Nah itu dia, skrg tontonan bisa jadi tuntunan ya mak, kudu pinter2 membentengi dari dalam rumah. Pasti beda parenting zamanku dengan zaman sekarang ya. Ilmu yg tabu jg harus tahu yg benar dari sumber yg benar.

  5. Nah ini jadi pelajaran ya mba buat ortu supaya beneran dijaga komunikasinya sama anak duh ngeri gimana bayangin Sarah udah diperkosa dibuat malu emang kampret tuh lakinya 🙁

  6. wah bener, ini topik yang cukup berani sih, tapi lumayan bisa mengedukasi lho. dua garis biru waktu itu pun mengedukasi kalau itulah bahayanya hamil di usia muda, apalagi karena nafsu semata.

    yang ini mengedukasi kalau ada lho orang yang memang manipulatif seperti Devan, dan memang sebagai perempuan lah yang rugi paling banyak, huhuhu.

  7. Makasih review lengkapnya mba. Baiknya memang bagi ortu anak yang masih remaja sejak awal dberikan keterbukaan. Rangkul gitu. Walau nggak mudah tapi harus dilakukan

  8. 2 putriku sudah gadis. Rachel 25 th & Glory 22 th. Memiliki mereka ngeri-ngeri sedap. Disini kita memang tidak bisa menempatkan sebagai orangtua yang punya power tetapi menjadikan mereka teman dimana mereka bisa bebas ngobrol dan curhat. Keren nih film pas banget untukku sarat edukasi

    1. Nah iya, aku jadi deg2an juga nih kalau kelak bakalnya pasti mendampingi mereka jadi remaja juga. Wah mba Dennise malah uda gede2 yah. Ntar bagi2 tips yak

  9. sempet liat review-nya bersiweran di TikTok, ceritanya bagus nih buat parenting terutama parenting anak gadis yang bisa dibilang memang ngeri-ngeri sedap

  10. Berat emang jd ortu jaman now, akses internet dan medsos jd pisau bermata dua, ortu harus lebih pintar dan bijak menghadapi anak remaja

  11. Baca review film Like & Share, tahu film ini menarik dan realita yang ada sekarang kebanyakan begitu. Cuma karena masih ada kasus salah satu pemainnya, jadi buat nonton tuh agak mikir. Takut terganggu dan malah gak fokus. Mungkin nanti nunggu reda dulu

  12. Ini film serius banget nih topik dan alurnya. Ya sebagai orang tua di jaman modern gini, kita harus tahu nantinya anak kita gimana pas remaja.

    Jangan sampai kita hanya ada raga yg hadir di hadapan anak, tapi hati dan jiwanya ntah.

    Bahaya kalau anak mencari kenyamanan di luar rumah. Akibatnya bisa macam-macam.

  13. Didiklah anakmu sesuai.jamannya….
    Pastilah yaa.jaman dulu sampai sekarang berbeda,.jaman sekarang bikin.deg degan ga karuan kalau anak2 pergi

  14. Jleb di bagian serumah tapi enggak merasa ada buat anak kita..huwaa
    ini misi edukasi seks yang dibawa bagus meski untuk ukuran Indonesia film seperti ini masih dianggap tabu apalagi ditonton sama anak walau sudah 17 tahun.
    Aku pun lagi di fase kedua anak remaja cowok, SMA dan SMP. Yang SMP tipe nanya apapun, yang kakanya SMA agak tertutup..ini yang bikin ku kuatir sendiri

    Btw, kusuka caramu mereview film Mak, kereeen

  15. Setuju.
    Dunia ini sedang tidak baik-baik saja. Ada banyak hal yang perlu diperbaiki dari sebuah tatanan keluarga, utamanya yang tinggal di kota besar dengan segala jenis lingkungan dan perilaku sosialnya. Aku juga suka nonton Film atau drama remaja. Karena ya itu.. Jadi membuka realita masa kini.

    Apa gak jadi insecure?
    Jadi insecure tentu gak boleh, tapi jadi bahan renungan dan mencoba memahami, masuk ke dunia anak remaja masa kini, WAJIB.
    Karena ini tugas kita sebagai orangtua.

    Aku semangat banget kalo ada yang nulis review se-humble, hehhe…jadi komennya berasa bikin script podcast.

  16. Aku tuh semakin ngeri sama pergaulan anak sekarang
    Takut banget aku
    Apalagi anak anakku semuanya perempuan
    Semoga aku bisa jadi orang tua yang sepenuhnya hadir buat mereka

  17. Aku punya 2 anak cowok, sejak kecil aku ingatkan takut pada Allah. Makin bertambahnya usia, tak lelah aku ajak diskusi. Aku memang nggak melihat hal tabu untuk ngobrolin masalah keinginan meluapkan birahi. Karena suamiku jarang ada di rumah, kalo pas ngumpul yang dibicarakan hal seru aja. Dari film ini yang memang real life masyarakat kita, perempuan selalu paling dirugikan. Sebagai ibu dari anak-anak cowok, aku bilang jangan pernah mempermainkan perempuan, karena itu sama saja menyakiti hati ibunya sendiri.

  18. pergaulan anak-anak jaman sekarang memang suka bikin aku geleng2 kepala ya, semoga anak2 kita selalu dihindarkan dari pergaulan yang mejerumuskannya dan membuat ia menjadi tak berkembang. Awalnya aku agak malas dengan film ini haha, tp setelah baca-bara, kurang lebihnya

  19. Yang terlintas dalam benakku malah kalau bisa film ini tidak ditonton oleh anakku yang sekarang umur 18 tahun hehehee… Dia sudah paham sih tentang masalah seksual, tau dari teman-temannya atau bisa juga baca-baca sendiri. Konten berbau-bau 17 plus plus kan gampang banget ditemukan asal si bocah punya hape yang ada koneksi inetnya. Udah bener orangtua aja yang nonton film ini biar tau bagaimana mengarahkan anaknya punya aktivitas positif dan bisa membentengi perilakunya meskipun di sekitarnya banyak temannya yang melakukan hal-hal negatif. Syukur2 bisa ikut membantu untuk mengatasi permasalahan temannya. Idealis banget yaaaa 😉

  20. Aduh film ini. Yang belum tayang aja udah kontroversial di medsos itu, ya. Aku belom nonton. Heuheu, aku kebawa netijen nih. Hahahaha. Ya emak-emaklah biasa, sama pelakor suka gemes. Mungkin nanti kalo selow bakalan nonton. Ada edukasi untuk para ortu mengenai anak-anaknya.

  21. Semua balik bagaimana kita mengontrol remaja agar tahu mana batas yang baik buat mereka dan mana yang harus ditinggalkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *