Review Ngeri Ngeri Sedap: Belajar Jadi Orang Tua Ngga Ada Tamatnya

review Ngeri Ngeri Sedap 2022

“Kalau anak berkembang, orang tua juga harus berkembang karena kita ga akan pernah berhenti jadi orang tua” – Opung.

Bener lho kata Opung, meskipun kita udah gede dan anak-anak udah gede, ternyata jadi orang tua juga harus berkembang. Bukan berarti kita berhenti menjadi orang tua, karena belajar menjadi orang tua ngga ada tamatnya.

Saat salah seorang temenku spill review Ngeri Ngeri Sedap jadi film terbaik 2022 (sampai tengah tahun ini), aku jadi penasaran dong. Awalnya aku pengen nonton Srimulat aja sih. Hey, tahun berapa sih aku nonton berdua sama bapaknya anak-anak? Bertahun-tahun yang lalu kayanya hahaha.

Rencananya emang mau nonton, pas anak-anak ngaji. Jadi mereka ngga akan ikut. Eh, tapi lagi ujan. Ya udah berangkat abis magrib aja. Tetep sih anak-anak di mbahnya.

Aku ngga berharap banyak sih, cuma karena katanya film ini tuh lucu tapi bikin nangis. Dengan latar Batak yang konon katanya mereka emang keras, masa sih bisa bikin nangis?

Anak-anak yang Ngga Mau Pulang Kampung

mak Domu kangen anak
(sumber: cultura.id)

Aku jadi ingat deh, bertahun-tahun yang lalu aku juga seorang perantau. Pergi mengadu nasib ke kota antah berantah bernama Cikarang biar tahu rasanya merantau. Emang rejekinya di sana kali ya, seberes kuliah keterima di salah satu perusahaan farmasi di Jababeka. Jauh? Jelas. Pengen pulang? Kadang!

Permasalahan yang diangkat film ini emang relate sama permasalahan kita yang sering dihantui keharusan mudik. Ternyata ada lho, orang2 yang emang ngga mau pulang!

Ceritanya ini tuh tentang anak-anak Pak Domu (Arswendy Beningswara) yang ngga mau pulang kampung dengan berbagai alasan.

Si sulung Domu (Boris Bokir) harus meneruskan garis keturunan marga sebagai anak pertama, malah nekat mau kawin sama mojang Sunda.

Si Gabe (Lolox), anak ketiga, yang digadang-gadang jadi pengacara atau hakim, malah berbelok jadi komedian di layar TV. Jadi pelawak gitu.

SI bontot Sahat (Indra Jagel) juga gitu, harusnya dia bertanggung jawab mengurus orang tua dan tinggal di rumah sebagai anak bontot laki-laki. Eh setelah lulus kuliah dari Jogja, dia malah ngga mau pulang dan memilih tinggal bersama Pak Pomo. Seorang petani tua yang hidup dengan hasil bumi kebun sendiri.

Hanya anak gadisnya yang nomor dua, Sarma (Ghita Bhebita) satu-satunya anak yang bisa diandalkan. Bekerja jadi PNS, ngga neko-neko dan nurut banget.

Mencari jalan keluar agar ketiga anaknya pulang, Pak Domu mengajak Mak Domu (Tika Panggabean) memainkan muslihat: bercerai!

Konflik Keluarga Batak Relate dengan Berbagai Kalangan

upacara adat Batak
(sumber: kincir.com)

Seperti film Turning Red yang mengusung persoalan turun temurun keluarga. Film ini juga menekankan tuntutan kedua orang tua untuk anak-anaknya. Tertekan? Pasti! Jalan keluarnya ya ngga usah pulang!

Pak Domu demen banget deh meminta ketiga anak cowoknya buat hidup patuh pada hukum adat Batak, yang tak diinginkan ketiga anaknya.

Unsur budaya Batak yang sangat kental, membuat para penontonnya juga belajar tentang adat Batak. Konfliknya bahkan relate banget dengan keluarga berlatar belakang suku apapun, apalagi buat kamu yang pernah merantau.

Semua pemainnya pun adalah aktor-aktris berdarah batak asli. Apalagi chemistry yang dibangun Pak Domu dan Mak Domu sebagai “partner in crime” membohongi anak-anak mereka. Asli deh kocak banget, ngga sekali-dua kali ngakak deh di bagian-bagian ini.

Sutradara yang menggarap Ngeri Ngeri Sedap adalah Bene Dion Rajagukguk yang memang terkenal sebagai stand-up comedian. Ngga heran kalau kamu bakal terpingkal dengan unsur komedi yang lumayan kental.

Candaan yang dibangun pun bikin terbahak-bahak tanpa merusak suasana dramatis ketika konflik utama berlangsung. Tapi, sebentar lagi jangan kaget kalau mata kamu bakal basah.

Baca Juga: Review Turning Red: Rumitnya Masa Transisi Anak ABG

Visual Memanjakan Mata

mediasi dikelilingi danau Toba
(sumber: cinemags.co.id)

Dari pertama kali lihat Ngeri Ngeri Sedap pun aku tahu kalau aku sudah jatuh cinta dengan latar Danau Toba, Sumatera Utara.

Sepanjang film kamu akan dimanjakan dengan pemandangan indah Tanah Toba, apalagi saat keluarga Domu healing buat mediasi.

Tiap adegan diambil di rumah, sebuah kehangatan keluarga sederhana yang bikin kamu semain rindu untuk pulang. Obrolan ringan di meja makan, ruang tamu dan teras, kamar dengan kasur kapuk, hingga suasana tongkrongan bapack-bapack sampai tengah malam.

Suara kampung halaman dengan semilir angin, hiruk pikuk pasar, suara hewan ternak sampai jangkrik an tokek. Semua dikemas dengan jujur nuansa khas kampung halaman yang membuat kita semakin rindu pada ‘rumah’. Belum lagi soundtrack-nya lagu-lagu Batak yang mengiringi sejumlah adegannya.

Setiap Anak Punya Mimpi, Setiap Anak Juga Ingin Didengarkan

Cerita berkembang bukan saja tentang seorang ayah dengan anak-anaknya. Tapi bagaimana didikan sang ayah mempengaruhi perkembangan hubungannya sebagai kepala keluarga dengan istri dan anak-anaknya.

Gimana dalam sebuah keluarga harus ada satu orang anak yang wajib ‘mengalah’ untuk diam di rumah dan mengurus orang tua.

Gimana adat ngga ngebolehin kita menikah dengan suku lain.

Gimana ijazah tinggi harus kita buang, mimpi-mimpi harus kita kubur, agar ortu bahagia.

Gimana seorang anak perempuan dituntut harus menurut, ngga boleh ngebantah.

Memang awalnya akan terbuai dengan komedi yang menyenangkan. Semua akhirnya dikemas dalam sebuah adegan-adegan emosional yang will make you cry.

Jelas film ini menunjukkan dominasi peran ayah dalam sebuah keluarga, seorang ayah yang tak pernah mendengarkan keinginan anak-anaknya, sehingga anak-anak lebih mudah untuk menghindar.

setiap anak juga ingin didengarkan
(sumber: cineverse.id)

Aku paling suka part saat semua anak berkumpul menumpahkan uneg-unegnya. Saat Sarma menangis emosional, mencurahkan semua perasaannya yang terkubur dalam-dalam. Bagaimana sebenarnya isi hatinya, mimpinya, keinginannya. Dia tak pernah menceritakan semua itu.

Ngga seperti kakak dan adiknya yang bebas semau gue, Sarma memilih mengalah dan diam dalam kesepiannya. Bagai bom waktu, semua meledak sekejap mata. Membuat para penontonnya, menangis tanpa disadari. Karena terlalu relate dengan kehidupan kita semua.

Ngga pengen nangis tapi air mata mbrebes bae haha. Rasanya pengen ikutan marah, puas, semua perasan terwakilkan, yah gimana sih. Belajar jadi orang tua ngga ada tamatnya!

Dan puncaknya memang semua orang merasa terluka, semua merasa bersalah, perasaan cinta dan emosi bisa digambarkan dengan jelas dan kita turut merasakannya.

Seorang anak, bagaimanapun juga adalah individu yang bisa memilih hidupnya dan ingin didengar. Kadang kita ngga sadar, selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anak. Oke itu ngga salah. Kita ingin anak-anak bahagia itu adalah semua keinginan orang tua.

Tapi apakah cara yang kita gunakan memang benar membuat anak-anak bahagia?

Apakah definisi bahagia versi kita juga bisa membahagiakan anak-anak?

Kita ngga tahu, kalau kita ngga pernah mendengar keinginan mereka. Apa yang sejatinya membuat mereka benar-benar bahagia?

“Any problem, big or small, within a family, always seems to start with  bad communication. Someone isn’t listening.”

Penutup

(sumber: dok.pri)

Ngga salah kalau Ngeri Ngeri Sedap berhasil menjadi film relateable yang kental akan unsur budaya dan sukses memainkan emosi penontonnya. Kita menjadi sadar bahwa belajar menjadi orang tua tak akan ada habisnya. Segala keegoisan bisa kita renungkan sendiri, apa oeran yang kita ambil dalam keluarga.

Cerita ini cukup sederhana untuk membuka mata kita semua. Sebagai orang tua, sebagai anak, sebagai saudara. Sebuah sajian yang menghangatkan hati tentang tempat yang selalu bisa membawa kita pulang kapan saja: rumah.

 

By thekurniawans

The Kurniawans adalah sebuah catatan keluarga, jelajahi kisah pengasuhan, perjalanan, dan semua cerita menyenangkan.

45 thoughts on “Review Ngeri Ngeri Sedap: Belajar Jadi Orang Tua Ngga Ada Tamatnya”
  1. banyak yang review film ngeri-ngeri sedep ini bagus banget, ah aku mau nonton tapi gak ada yang nemenin euy, baca review ini makin kepengen nonton deh

  2. Setiap orangtua pasti punya keinginan dan harapan tapi anak juga punya jalan sendiri. Ngeri ngeri sedap memang drama batak yang realitis

  3. Aku udah nonton juga
    Ngajak ibuku pertamakalinya ke bioskop
    Ternyata sepanjang film, ibu bisa menikmati
    Banyak pesan moral yang bisa kita ambil dari film ini
    Kocak tapi penuh makna
    Bagian sedihnya juga beneran bikin mewek
    Sukaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

    1. Ya ampuun ak seumur hidup ngga pernah ntn sama ortu. Pasti rasanya beda yahhh, bisa ngajakin ibu nonton. Malah ibuku sama ayahku pernah ntn berdua haha

      1. Adat Batak terkenal keras. Dari sini ngeri ngeri sedap kita dapat pelajaran bahwa jalan hidup ditentukan oleh anak bukan orangtua

      2. Ya ampuunn alu kudu nontoonnn inii
        Ternyata cerita dan konfliknya baguussss
        Can relate dgn ceritanyaaa

    2. Huaaa ikut sedih membacanya, kepoo maksimal pengen banget nonton. Kisahnya relate dengan kehidupan jaman sekarang dimana anak2 sekarang mulai bebas berekspresi beda dg jaman saya dulu tunduk patuh ortu.

  4. Saya beberapa kali pengen nonton film ini tapi selalu gagal karena timingnya gak pas. Setelah baca ulasan ini jadi pengen nonton lagi.. sekarang masih tayang gak yaa di Bisokop?

  5. Daku belum sempat nonton nih kak, semoga keburu waktunya. Penasaran dengan jalan ceritanya yang maunya sih nonton langsung aja, huhu

  6. Wah bagus juga yaaa filmnya nih, tentang tipikal keluarga di Indonesia, aku relate banget walopun bukan orang Batak, krn org tua jaman dulu ya gt, berkedok utk kebaikan anak, tp justru kdg mengesampingkan kebahagiaan anak huhu

    1. kayaknya film ini bagus banget kak, penasaran pengen nonton langsung akting kak Tika Panggabean pasti kocak abis

  7. View yang ditampilkan dalam film Ngeri-Ngeri Sedap bagus banget ya, serasa kita ikut berkunjung ke Sumut sana.
    Kudu nonton ni film secara banyak pelajaran kehidupan yang dapat diambil hikmahnya.

    1. Waah jadi penasaran sama film Ngeri Ngeri Sedap. Selain pengen liat keindahan Danau Toba juga penasaran dengan adat batak. Belum tahu soalnya. Jarang ya film yang berlatar belakang keluarga batak soalnya

  8. emang deh relate banget ini ceritanya sama permasalahannya keluarga yaaa… menentukan anak yang mau menemani orang tua juga jadi hal yang harus dipertimbangkan yaa. aku juga udah baca bberapa reviewnya memang pada bilang bagus yaa.. malah jadi penasaran deh

  9. Emang ya mbak, jadi orang tua adalah proses belajar sepanjang hayat
    Baca review ini aku jadi penasaran pengen nonton film Ngeri Ngeri Sedap juga

  10. Baca reviewnya jadi pengen nonton. Tapi sayang banget di floree belum ada bioskop. Di labuanbajo pun belum nemu bioskop. Syediihhh

  11. saya bacain cuplikannya penasaran banget jadinya pengen lihat film ini kayaknya seru, syarat dengan insight tentang kehidupan sehari-hari

  12. Beberapa kali baca reviewnya jadi bikin penasaran sama film ini
    Semoga cepet ada di layanan streaming deh, soalnya rada ga enak nih nitipin anak

  13. Salah satu film Indonesia terbaik tahun ini. Bisa dibilang level originsnya setara sama CTS nih. Gila Bene Dion kalau bikin film, makin bagus usai Ghost Writer. Kudu wajib nonton buat kalian, apalagi yang mengalami masa susah, perjuangan dan merindukan keluarga

    1. “Kalau anak berkembang, orang tua juga harus berkembang karena kita ga akan pernah berhenti jadi orang tua” – Opung.

      Setuju banget sama kalimat diatas. Karena meskipun beda generasi sama anak kita maka kita juga harus mengikuti perkembangan zamannya.

    2. Ini aku bacanya juga sambil agak-agak nangis. Urusan kebahagian danak dan keinginan ornag tua yang bertabrakan ini memang masalah lama yang tetap ada sampai sekarang. Jadi penasran ingin lihat. Penasaran bagaiamana dengan kemarahan dan kesedihan Sarma yang lama dipendam.

  14. ya Allah dari kemaren ya, karena lingkaran rekan kerja dan temen2 aku banyak yang batak, rame banget nih di bahas dan pada nangis pas nonton ini karena emang katanya relate banget sama cerita kehidupan sehari-hari mereka

  15. Aku ketinggalan nih belum nonton film ini. Masih ada nggak ya? Kalau udah gak ada bisa nonton di mana ya mbak?

  16. duuu jadi orang tua itu memang perjuangan belajar terus menerus ya, jadi berfikir udah membahagiakan anak belum ya? huhu

    1. Kebayang seru dan lucu film Ngeri Ngeri Sedap. Aku baru baca review di sini udah tertarik pengen nonton. Apalagi setting menggunakan adat budaya Batak, seru sih dijadikan cerita film.

  17. Di twitter juga banyak banget yang review dan bilang film ini bagus banget karena mengangkat budaya batak tapi tetep bisa relate-able dengan kondisi saat ini, aku jadi penasaran pengen nonton juga deh

  18. Jadi penasaran ingin nonton juga deh, bagus ya ceritanya. Pemandangannya dalam film nya juga indah sekali

  19. Waaahhh aku jd pengen nonton tapi blm ada kesempatan dan waktunya, moga2 ntr muncul di aps jg nih pilem kalau aku blm sempet nonton hehe
    Kyknya emang suasana kota dekat danau Toba mempengaruhi visual banget dan adat Batak ini jd makin bisa dipahami masyarakat lewat film ini yaa.
    Penasaran aku ma endingnya, jd akhirnya mereka dibebasin milih jalan hiduonya kaaah? Bisikin #maksa haha

  20. Aku penasaran juga sama Ngeri Ngeri Sedap ini, tapi memang belum bisa nonton karena keadaan. Suka sih film yang mengangkat tema salah satu suku. Jadi bisa buat belajar juga kan. Indonesia ini kaya suku bangsa

  21. Beberapa kali lihat iklannya di media sosial, tapi mikirnya ini film apa gitu ya. Gak tertarik. Eh ternyata dari teman-teman yang udah nonton, pada bilang bagusss. Lah, penasaran deh jadinya saya. Pengen nonton ah, semoga masih tayang di bioskop Mataram sini.

  22. Wahh aku kok jadi penasaran setelah baca review ini
    Film Ngeri Ngeri Sedap ini emang cocok untuk ditonton bersama anggota keluarga ya mbak

  23. Film ini beneran relate apa yang terjadi di banyak keluarga. Tentang keluarga, mimpi dan cita-cita. Dan ya, seringkali ada satu anak dari sekian bersaudara yg memilih memendam apa impiannya.

    Tapi di saat waktunya tiba, dia mencurahkan semua unek-unek, meledak, bagai bom waktu.

  24. Aku jadi pengen nonton, karena memang related banget sama kondisi kita sebagai orangtua kelak ya, di mana setiap anak setelah menikah akan menemukan konfliknya dengan orangtua

  25. Membuka mata kita dengan isu-isu keadaan keluarga zaman sekarang.
    Akupun termasukyang gak pulang ke kampung halaman dan lebih memilih merantau.
    Setiap keluarga memiliki warna dan keindahannya masing-masing. Penuturan dalam Film Ngeri Ngeri Sedap bikin semua orang terhibur.

  26. jadi penasaran ingin nonton juga, apalagi relate sama kehidupan kita sehari hari, kadang kita orang tua lupa bahwa memberi yang terbaik versi kita belum tentu itu terbaik menurut anak kita, kadang lupa bahwa anak memiliki mimpinya sendiri bukan perpanjangan mimpi kita yang belum terwujud

    1. Thanks mbaaa ulasannya aku sempet baca sinopsis dan nonton traileenya seru banget kisah keluarga batak ini. Banyak hikmah yang bisa dipetik yaaaa mbaa..

  27. Aku baru mau nonton hari sabtu besok semoga terlaksana, tapi ga bis anonton di Jakarta karena udah selesai tayang jadinya di Bekasi huhuhu. Sebagai pasukan bermarga aku seneng banyak insight dari filmnya benne…

  28. Bener banget apa kata Opung yaa, biar udah jadi orang tua tetep harus berkembang mengikuti perkembangan anak yaa.Keren ini filmnya mengangkat tema parenting dan kearifan lokal yaa.

  29. Termasuk salah satu film indonesia yang wajib tonton ya ini. Aku nunggu ada di layanan streaming legal aja kayanya. Soalnya masih ada bayi nih belum nyaman ke bioskop huhu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *