Mengapa Doaku Belum Dikabulkan?

mengapa doaku belum dikabulkan

Beberapa pekan terakhir rasanya benar-benar rungsing. Banyak hal berkelebat di kepalaku. Lalu lalang tiada henti ke sana ke mari mencari jalan untuk pergi. Seperti sibuk tapi tak produktif. Hanya berlari tanpa arah. Entahlah.

Aku memohon ini dan memohon itu dengan kesan memaksa kepada-Nya. Tapi belum. Sepertinya belum tepat waktunya untukku menerimanya.

Aku kemudian mencoba memohon hal lain, dan lagi-lagi aku berpikir ini sangat aku butuhkan. Berusaha menembus langit, dengan keyakinan teramat yakin kalau sesuatu ini tepat dan benar untukku. Sayangnya aku gagal.

Ternyata tidak lagi di kesempatan kali ini.

Aku sempat marah. Benarkah tak pantas aku menerimanya? Benarkah hanya segini aku mampu mengembannya? Apakah aku belum dipercaya?

Mungkin aku sedikit kecewa, sakit hati, atau patah hati. Tak ada pencapaian berarti yang bisa jadi jejak hari ini. Mungkin juga aku harus menemukan pelajaran di baliknya?

Apakah aku harus berusaha lebih lagi? Tapi apakah aku memaksa lagi? Dan lagi?

Sedangkan di satu sisi ada hal lain yang mendesakku untuk bergerak lebih cepat. Dan tak mau tahu bagaimana caranya agar aku bisa lebih sigap.

Sibuk dengan duniaku sendiri, membuatku tersandung. Apakah aku masih pantas memohon? Sedangkan diriku sendiri takut kalau kecewa lagi?

Inikah yang namanya menyerah?

Kata orang, tak apa berhenti melangkah. Mungkin kau butuh jeda untuk menginjak rem. Mungkin juga kau akan melesat lebih jauh setelah mundur beberapa langkah. Asal jangan menyerah?!

Sampai akhirnya aku menemukan sebuah jawaban, dari semua ketidaktahuanku, kepongahanku, kesombonganku. Jadi aku menemukan sebuah video yang isinya kurang lebih begini,

“Jadi nanti di hari kiamat ada seseorang yang menerima pahala banyaaakkk bangettt. Pahala yang segunung-gunung gedenya. Sampai orang itu sendiri bingung. Ini pahala apaan ya? Kok kayanya aku tuh ngerjain ibadah yaa segini-segini aja. Ngga ada yang istimewa. Terus orang ini nanya ke malaikat, ‘malaikat ini pahala apa?’

‘ini pahala-pahala kamu.’

‘lhaa, kok banyak banget yang aku terima? Padahal yang aku kerjakan di dunia juga gitu-gitu aja.’

Kata malaikat,

‘Sesungguhnya ini adalah pahala-pahala yang kamu terima dari doa-doa yang belum engkau terima semasa engkau berdoa kepada Allah di dunia. Jadi ketahuilah ini pahala dari doa-doa yang belum pernah kamu terima semasa kamu berdoa kepada Allah di dunia.’

Masya Allah.”

Rupanya aku terlalu jemawa.

Jadi benar kalau di hari itu semua orang berharap untuk berdoa dan berharao doanya tidak dikabulkan sama Allah di dunia. Karena melihat pemandangan yang masya Allah luar biasa di hari yang menegangkan.

Oke aku jadi bertanya kan, apa sih yang sebenernya aku ataupun kamu ragukan terhadap kasih sayang Allah kepada kita?

Seperti yang aku bayangin selama ini, mungkin Allah ngga fair sama aku nih. Kok minta apa aja kaya yang kelewat gitu aja. Apa gara-gara ibadahku yang ngga cukup buat doaku agar di kabulkan? Aku tetep sedih meski udah berjuang mati-matian buat ngedapetinnya.

You know, padahal Allah udah mempersiapkan keberuntungan lain untuk kita. Allah selalu mempersiapkan yang terbaik buat kita hamba-hambaNya.

Rasanya tuhh aku kayaditampar banget karena udah suudzon ya kan. Ya aku tahu kalau ini ngga boleh, kan tapi hati kecil juga ngga bisa dibohongin. Padahal Allah tuh sesuai dengan prasangka hambanya.

Sekarang aku jadi lebih lega. Lebih legowo menjalani hidup. Lebih banyak bersyukur. Lebih banyak pasrah, berserah diri.

Siapa sih aku yang berani mendikte Allah, harus dapet ini itu saat ini juga. Padahal kan diijabahnya doa juga bisa jadi sebuah ujian, apakah kita akan bersyukur atau malah lalai?

Belum dikabulkan juga sebuah ujian, apakah kita akan bersabar atau malah bersyukur?

Apakah aku akan berhenti meminta? Apakah aku akan berhenti berdoa karena belum terjawabnya doaku?

Sayangnya ngga. Aku tahu Allah sangat sayang kepadaku.

Malah semakin banyak yang ingin aku mohonkan, semakin panjang yang ingin aku panjatkan. Kalaupun terkabul, berarti itu bonus. Allah tahu itu baik.

Kalaupun ngga terkabul, yakinlah aku akan panen pahala yang sangat banyak pada akhirnya. Sebagai tabunganku.

Jadi apakah aku rugi?

Tak ada yang merugi kalau kamu berdoa! Justru hanya orang sombong yang tak pernah berdoa, karena yakin dia tak membutuhkan siapa-siapa lagi untuk menolongnya.

Bersyukurlah aku, masih memiliki Allah sebagai tempat berharap, bergantung, memohon, dan bersyukur untuk semua perjalanan hidupku.

Allah ngga akan pernah melepaskan kasih sayangnya kepada kita, tapi mungkin ngga dijawab di sini. Ngga dijawab sekarang.

Jawabannya Allah terhadap doa-doa kita di akhirat lebih kita minta daripada jawaban Allah di dunia saat ini.

Masya Allah.

 

By thekurniawans

The Kurniawans adalah sebuah catatan keluarga, jelajahi kisah pengasuhan, perjalanan, dan semua cerita menyenangkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *