Bertemu Ustadzah Aisyah Dahlan, Memaknai Kajian Family Self Healing

Sebenarnya apa yang sedang kau khawatirkan? Sesuatu yang kamu ngga tahu pasti, padahal itu pasti. Hanya belum dateng aja.

Bahkan kadang datang saat kamu ngga bisa menebaknya di jalan yang tak disangka-sangka. Kamu percaya?

Entahlah. Tahun ini pengen fokus sama dua hal aja dulu. Ngga mulu-mulu asal on track. 

Rezeki Tak Terduga, Tiba-Tiba Bertemu Bu Aisyah Dahlan

family self healing

Dulu, aku mengira salat dhuha, salat tahajud, baca Al Waqiah, bisa menjadi sebab terbukanya pintu rezeki. Padahal justru ibadah-ibadah itu sendiri adalah rezeki.

Rezeki tak melulu cuan, proyek, naik gaji, kesehatan, ataupun jodoh.
Langkah kaki yang dimudahkan untuk hadir di majelis ilmu adalah rezeki. Hati yang Allah jaga jauh dari hasad pun rezeki. Punya besti yang saling mengajak kajian atau mengingatkan dalam kebaikan juga rezeki.

Apalagi akhirnya bisa berjumpa bu Isah setelah 2 tahun menunggu mendapatkan jadwal yang pas. Kota Malang akhirnya kebagian kuota silaturahim pertama sama bu Isah. Bayangkan setelah dua tahun!

Apa namanya kalau bukan rezeki bisa bertemu dengan beliau. Pasti banyak di luar sana yang belum sampai infonya, bahkan ada yang sudah daftar tapi ada uzur saat hari H. Inikah namanya belum rezeki?

Bisa ngobrol seseru itu, sampai lupa waktu berasa sebentar banget. Bisa salim, dan sedekat itu dengan beliau, masya Allah. Biasanya cuma nyimak lewat YouTube haha. Bener-bener ‘merangkul’ semua emak-emak. Bener-bener memanusiakan, ngga cuma foto sama ttd doang.

Tapi sempet ngajakin ngobrol secara personal. Ngga grusa grusu juga, sangat hangat dan sangat welcome.

Makasih ya Bu, sudah mampir ke kota kami.

Matur nuwun atas pencerahannya seputar Family Self Healing yang bener-bener membuka mata emak-emak yang fakir ilmu ini. Bisa jadi amunisi semangat terus. Semoga ada umur, ada rezeki berikutnya dan bisa ketemu lagi. Insya Allah.

Pendekatan Anak Laki-laki dan Perempuan Berbeda

Agak syok juga saat mengetahui fakta kalau penyimpangan tuh ternyata lebih banyak terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Eh iya lho. Perhatiin deh.

Dan ternyata yang membawa mereka ke sana, secara ngga sadar adalah ibu mereka sendiri.

Deg!

Aku sedang membersamai dua anak laki-laki langsung sesak napas.

Jadi emang otak kanan dan kiri anak laki ama perempuan tuh berbeda yah. Otak kan terbelah menjadi kanan dan kiri.

Aku jelasin sederhana aja yah.

Otak Kanan dan Kiri yang Berbeda

Kalau cewe tuh otak kanan dan kirinya sama besar sejak kecil sedangkan cowo tuh lebih gede otak kanannya daripada otak kirinya.

Otak kiri tuh seputar tarbiyah, harus belajar, dan ada program lebih suka ngumpul (acara cewe banget nih nggosip-nggosip haha). Ini lebih condong ke cewe.

Sedangkan cowo lebih berkembang otak kanannya, yaitu: bersaing.

Hikmahnya emang mereka jadi punya naluri kompetitif buat menjemput nafkah. Otak kanan laki-laki lebih dominan buat bermain, identifikasi benda, semua yang berhubungan dengan visualisasi, teknologi, warna, jalan-jalan, dan kreativitas.

Jadi ngga papa juga kalau anak cowo belum banyak ngomong di umur segini. Otak mereka mulai berkembang umur 7 tahun dan akan seimbang di usia kisaran 18 tahun. Whooohaa iya lama banget!

Bu Isah bilang, ngga papa kok main games tuh. Mereka belajar ngga ‘literally’ yang harus baca buku dan mengerjakan soal. Main PS sepak bola, main perang-perangan, sebenernya bisa mengasah skill mereka buat banyak hal. Tentang strategi, kerja tim, berkompetisi, ini semua juga namanya belajar.

Kadang banyak orang tua yang gampang tantrum juga lihat anaknya, dan melarang banyak hal. Padahal di usia golden age mereka tuh emang waktunya explorasi banyak hal. Kalau kita yang menahan mereka memenuhi rasa penasaran mereka, apa yang terjadi kalau mereka dapat jawabannya dari luar?

Sclera Mata Pun Berbeda

Masih banyak lagi sih yang dibahas, misalnya tentang sclera mata. Nyadar ngga kalau cowo tuh ngga betah ditatap matanya selama lebih dari 5 detik?

Jadi bagian putih mata Wanita tuh lebih lebar dari pria. Para cewe tentu saja sangat suka ngobrol dengan tatapan mata. Nah ini cowo yang pada ngga betah.

Perempuan tuh kalau curhat lebih senang didengerin, mereka ngga butuh solusi sebenernya. Tapi cowo selalu menawarkan solusi. Hahaha.

Jadi Bu Isah kalau lagi ngobrol ama anak-anaknya tuh lebih sering disambi sambil lipetin baju, jadi ngga memandang mata mereka langsung. Sambil sesekali memandang.

Anak laki-laki juga pandangan matanya lurus ke depan karena jarak mata mereka tuh lenih jauh dan panjang. Mereka jadi ngga bisa melihat samping kanan dan kirinya sendiri. Cocok buat berburu gitu.

Sedangkan kalau cewe pandangannya ngga jauh, tapi masih bisa melihat samping kanan dan kirinya. Mata nest keeper atau penjaga rumah. Pernah kan lagi masak, eh keliatan kecoak dari ujung mata hehehe.

Ini yang jadi PR buat ibu-ibu kalau treatment anak laki dan perempuan jelas berbeda.

Oke deh, insya Allah bakal aku resume lagi isi kajian kemarin. Semoga bermanfaat yah.

By thekurniawans

The Kurniawans adalah sebuah catatan keluarga, jelajahi kisah pengasuhan, perjalanan, dan semua cerita menyenangkan.

21 thoughts on “Bertemu Ustadzah Aisyah Dahlan, Memaknai Kajian Family Self Healing”
  1. Haha… soal pandangan mata ini yang dulu bikin saya dan suami berantem. Kalau ngobrol kan pengennya saya tuh dia fokus ke saya, mata menatap ke arah saya gitu lho, eh enggak, malah sambil lihatin gelas minuman sambil aduk-aduk, atau sambil lihatin orang lalu lalang di jalan depan rumah.

    Ih bener banget, rejeki itu nggak selalu soal uang (harta benda) dan sayangnya nggak banyak orang memahami hal ini

    1. Samaaaa, ya Allah aku sebel banget kalo ada yang ngobrol ngga saling lihat mata, berasa ngga diperhatiin kan wkwkwk.
      Padahal aslinya ada ilmunya juga kenapa begitu heuheuu.

  2. Anakku laki2 semuaaa, dan aku belajar banyak dari Bu Isah, teori parentingnya mudah dipahami dan dipraktekin, aku love bgt sama bu isah deh pokoknya, anak2 di rumah jadi bisa lebih kehandle dan komunikasinya lancarrr

  3. Masya Allah… Bu Aisyah Dahlan, sekolah anakku sering kajian orang tua bersama beliau mbak. Aku senang banget sama cara beliau menyampaikan dan menjawab setiap pertanyaan. Adem banget dan tidak menggurui. Tapi ya memang sih kalau ngobrolin pandangan mata tuh, aku pun selalu menegaskan kalau sedang mengobrol harus menatap mata atau wajah. Termasuk ke anakku pun

  4. Alhamdulillah rezeki banget ya bisa dengan sharing dari Ibu Aisyah, nambah wawasan dan pengetahuan tentang parenting. Pantas saja laki-laki susah cari barang ya hihi cara pandangnya saja berbeda dengan kita..

  5. aku pernah dua kali pertemu ustadzah aisyah dahlan dan mendapatkan banyak sekali insight tentang bagaimana mengenal karakter laki-laki dan perempuan

  6. Saya suka Ustadzah Aisyah karena pas banget dengan pemikiran saya. Tahun lalu pernah datang ke kota kami, keponakan dari kota sebelah ajak nonton kajiannya tapi saya memang bukan tipe yang suka keluar rumah. Kok jadi nyesel, ya.

    1. Meski non-muslim, saya suka lihat ceramah/podcast Bu Aisah di YT. Nasihat2nya bagus banget baik untuk krluarga, entah itu dalam hubungan ayah dan ibu sbg pasangan maupun hubungan ortu dan anak. Sbg isstri dan ibu, jadi tertolong dlaam memahami suami dan anak2. Makasih Bu Isah.

  7. Ditunggu resume selanjutnya ya, kak.
    Aku juga baru ngeh akhir-akhir ini soal memandang mata anak laki2 saat berbincang sama dia. Waktu rame tuh di salah satu postingan IG.

  8. sama, aku ibu dua anak laki-laki pas denger pertama soal parenting buat anak laki-laki dan perempuan berbeda pendekatannya dari Ibu Aisyah Dahlan juga langsung jleb…Masih ingat banget isi kajian Beliau yang sungguh sarat ilmu dan disampaikan dengan seru. Dulu Beliau diundang mengisi kajian parenting di sekolah anakku, sekitar 5 tahun lalu…wah dah lama ternyata

  9. Senang banget bisa ketemu dan sharing bersama Ibu Aisyah Dahlan. Aku suka banyak belajar dari beliau tentang parenting yang cukup memberikanku wawasan tentang mengajarkan anak laki2

  10. Masha Allah seneng sekali bisa ketemu sama ustadzah Aisyah. Saya hampir setiap hari dengerin kajian ustadzah.

  11. Wah .. senang sekali bisa bertemu ustadzah Aisyah Dahlan. Saya juga senang mendengarkan tausiah yang diberikan oleh beliau, Gak ada bosen atau ngantuk ketika mendengarnya.

  12. Beda banget kalau yang membahas seorang Dokter dan memang mengamati perbedaan perempuan dan laki-laki dari sisi penciptaan Allah.

    Jadi, dari sini.. paham bahwa kudu bagaimana kalau ngobrol sama suami, sama anak laki-laki. Pengasuhan gak bisa disamain.

    Lucu yaa.. kalok aku nuntut ke suami buat lebih banyak ngobrol. Karena dasarnya cowok gasuka banyak ngomong tapi lebih ke solusi.

    Haturnuhun resumenya, ka.

  13. Kita itu memang sering luput kalau rezeky itu tentang materi. Padahal masih berafas saja termasuk rezeki yang luar biasa.
    Sedangkan untuk treatment anak perempuan itu berbeda ya, Mba. Anakku perempuan semua tapi kayanya bakalan ada perbedaan treatment juga, karena karakternya bertolak belakang.

  14. Adem banget ya wajah dan senyum Ibu Ustadzah Aisyah, aku suka mendengarkan ceramahnya di Tiktok, belajar memahami pasangan dan anak laki-laki karena yang sering dibahas itu. Jadi tahu komunikasinya dan memang kunci kenyamanan hubungan apapun adalah komunikasi

  15. Aku punya bukunya nih tapi belum dibaca hahaha. Tapi seru banget klo dengan Ustadzah Aisyah Dahlan bercerita soal bedanya otak laki-laki dan perempuan. Sangat bermanfaat buat aku yang ada 3 cowo di rumah hihi.

  16. Kenal dr Aisyah sejak saya belum nikah, 18 tahun lalu. Kebetulan suami kerja di RS milik keluarga beliau. Lumayan sering bertemu dan berinteraksi, sejak dulu saya mengagumi kepribadiannya yang hangat dan humble banget. pada siapa saja selalu ramah dan merangkul banget. Bahkan setelah suami resign 11 tahun lalu, kami masih rutin diundang saat ada acara di tempat kerja yang lama. Otomatis beertemu lagi dengan bu Isah. Dan ya, keramahannya masih tetap sama.

    Materi-materi parenting yang dibawakan selalu kena di hati. Enak aja mngikutinnya, serasa mendapat nasehat dari orang tua sendiri tapi ini lebih gamblang dan jelas sumber kelimuannya. Belajar banyak setiap buka youtubenya

    1. Masya Allah, rejeki banget mba bisa mengenal sedemikian dekatnya. Memang deh vibesnya positif banget yah. Kita jadi semangat terus pokoknya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *