Tips Memberikan Uang Saku Pada Anak, Ajak Bijak Mengelola Finansial Sejak Dini

Tips Memberikan Uang Saku Pada Anak, Ajak Bijak Mengelola Finansial Sejak Dini

Apakah Moms sudah menerapkan pemberian uang saku pada anak-anak? Sharing yuk!

Tiap orang tua punya pendapat yang berbeda tentang kapan waktu yang tepat dalam memberikan uang saku atau uang jajan. Berapa besarnya juga beragam yah.

Dilansir dari laman Market Watch, umumnya orang tua mulai memberikan uang saku saat anak berusia 8 tahun. Menurut Mark Falco, presiden keuangan Falco Wealth Management, sebenarnya langkah ini kurang tepat.

Hah? Aku juga mulai kasih uang jajan pas masuk SD nih. Sekitar umur 7 lah. Hehehe.

Falco bilang, anak udah bisa menghitung nilai uang saat duduk di taman kanak-kanak (TK) atau usia sekitar 5 tahun. Pasa usia ini sebaiknya Moms udah mulai mengajari anak tentang uang dan penggunaannya.

Iya sih, meski di TK-nya ngga ada kantin, tapi anak-anak udah aku kenalin sama konsep uang kok. Seenggaknya bisa lah disuruh beli Masako ke warung sebelah. Dan tiap lebaran juga kan dapet galak gampil ya wkwkwk.

Bijak mengelola uang tuh bukan kemampuan yang tiba-tiba terjadi. Yah tugas orang tua juga mengenalkan konsep uang kepada anak dengan mulai menanamkan kebiasaan baik sedari dini.

Dikutip dari laman Raising Children, memberikan uang pada anak 4-5 tahun bakal membantu mereka memahami cara menghargai uang dan mengaturnya dengan baik.

Baca Juga: Bagaimana Cara Mengajarkan Bahasa Inggris untuk Anak?

Tips Seputar Uang Saku Anak

1. Tentukan Besaran Uang Saku

Tentukan Besaran Uang Saku

Moms perlu membuat kesepakatan dulu tentang hal ini. Dalam menentukan besaran uang jajan, Moms harus mengacu kepada kebutuhan anak dan kondisi keuangan keluarga.

Kalau anak-anakku kan udah bawa bekal jajan buat istirahat pertama, dan bekal nasi buat makan siang setiap hari. Sebenenrnya mereka ngga butuh uang jajan sih, kan emang udah bawa bontot dari rumah.

Tapi kadang ada aja temennya ngajakin ke kantin kan. Entah beli es lilin atau apalah. Jadi aku juga menyiapkan uang saku nominalnya Rp 2.000 aja. Kalau ngga dibuat jajan ya aku menyuruh mereka buat menabungnya.

Oh ya, jangan membuat patokan dengan standar uang saku temen-temennya yang lain. Jelaskan juga mengapa Moms memberikan nominal tersebut buat uang jajan mereka.

2. Konsisten dengan Waktu Pemberian Uang Saku

Ada orang tua yang memberika uang saku rutin setiap hari, ngga papa. Lakukan aja dengan konsisten. Ada juga yang memberi uang saku mingguan, atau bulanan. Misalnya diberikan setiap hari Senin buat satu minggu.

Kalau aku sih, memberikan uang saku seminggu 3x aja. Setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat. Jadi hari Selasa, Kamis, dan Sabtu mereka ngga dapet uang jajan.

Kalau Jumat sekalian ada kegiatan amal di sekolah. Kalau Sabtu kan emang cuma ekskul jadi ngga full day school. Tapi tetep bawa bekal jajan dari rumah.

Baca Juga: 5 Cara Ampuh Agar Anak Suka Berhitung dan Matematika

3. Jangan Terlalu Ikut Campur

Setelah memberi uang kepada anak, maka tugas Moms hanya mengarahkan aja. Termasuk ketika mereka ingin membeli sesuatu dengan uang tersebut.

Kadang ada anak yang pengen beli mainan di depan sekolah, seperti pulpen wangi, atau yoyo, atau apalah yang mungkin hanya menghamburkan uang.

Tahan, Moms! Jangan dilarang. Lebih baik berikan saran, mengapa pembelian itu bukan ide yang baik. Seperti membeli permen, padahal anaknya alergi makanan manis. Jelaskan dan biarkan anak-anak yang berpikir untuk mengambil keputusan final.

Biarkan anak-anak merasakan penyesalan dari apa yang mereka beli. Ini bisa menjadikan pembelajaran agar kelak mereka lebih berhati-hati ketika akan membeli sesuatu.

4. Terbuka Soal Keuangan Keluarga

Terbuka Soal Keuangan Keluarga

Banyak keluarga yang menutupi masalah finansial kepada anak. Padahal semakin banyak Moms terbuka dan menjelaskan pada anak, mereka akan belajar memahami dan berpikir bijak.

Tapi hindari bilang, “Mama ngga punya uang”, saat anak-anak minta belikan sesuatu. Mungkin kalimat ini ngga asing kan?

Ini bisa jadi mindset ke anak-anak kalau Mamanya ngga pernah punya uang. Atau uang tuh ‘sesuatu’ yang susah didapatkan. Sampai semua harus bekerja keras demi mendapatkannya.

Coba ganti dengan kalimat, “Mama punya uang, tapi bukan untuk beli mainannya kakak. Ada beberapa hal lain yang harus Mama prioritaskan untuk dibeli. Yuk, kakak nabung dulu buat membeli mainan yang kakak mau”.

Jadi anak tidak serta merta bisa mendapatkan sesuatu yang diinginkan saat itu juga dengan mudah. Ada proses panjang, sebelum mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Penutup

Tujuan memberikan uang saku kepada anak memang untuk mengenalkan konsep uang, dan belajar menggunakannya.

Bukan hal yang mudah untuk dilakukan tapi harus dilatih dnegan kesabaran dan konsistensi dalam mengenalkan uang saku kepada anak-anak.

Semoga tips di atas bermanfaat ya, Moms!

By thekurniawans

The Kurniawans adalah sebuah catatan keluarga, jelajahi kisah pengasuhan, perjalanan, dan semua cerita menyenangkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *