Siapa yang menciptakan Allah?

Saat itu aku sedang menyelesaikan membaca salah satu karya Dan Brown yang berjudul Origin. Sekali lagi, berlarian di labirin otak Langdon seakan membuat adrenalinku tak terkendali. Ya gitu deh, bacaan setebel gitu bisa dilahap hanya kurang dari empat hari. Saking nggak sanggupnya menahan godaan membalik halaman lagi dan lagi.

Petualangan Profesor Langdon selalu berhasil menguras imajinasiku. Aku seolah ikut berlarian menjelajahi Madrid, Barcelona, Seville, dan Bilbao; yang merupakan lokasi dari Guggenhein Museum. Di sana, Robert Langdon—sang ahli simbol dari Harvard—akan mencari jawaban dari sebuah pertanyaan besar umat manusia, yaitu Dari manakah asal kita? Ke mana kita akan pergi?’

Sebenarnya pertanyaan tersebut mudah saja dijawab bagi kaum beriman. Tapi tidak bagi atheis atau mungkin agnostik. Mengerikan sekali kalau pikiran-pikiran macam ini bisa menguar liar di kepala orang yang kepalang terlalu pandai. Mereka jadi lupa karena ketinggian ilmu, mereka benar-benar melupakan Sang Maha Ilmu. Itulah mengapa ilmu dan iman adalah dua hal yang berkaitan sangat erat.

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

(Al-Mujadilah 11)

Anak-anak pun tak luput penasarannya karena setiap hari aku memegang buku ini.

Dialog Iman: Siapa yang Menciptakan Allah?

dialog iman

“Baca apa sih, Bu? Serius amat,” tanya Ghazi sulungku yang berusia 5 tahun.

Aku menjawab apa adanya isi cerita. Aku selalu menganggap anak-anak mengerti semua yang ku ucapkan. Jadi istilah orang dewasa pun tidak aku terjemahkan ke bahasa anak-anak. Seperti istilah kedokteran, kehamilan, dan banyak hal aku jelaskan gamblang.

“Ini Ibu lagi baca buku yang judulnya Origin mas. Di sini ada ceritanya sebuah robot yang pinter banget namanya Winston. Winston bisa merespon seperti manusia dan juga bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan. Winston juga bisa membantu melakukan pekerjaan sehari-hari seperti membayar listrik, pemesanan tiket pesawat, memesan akomodasi, dan apa saja yang diperintahkan tuannya. Hebat ya,” paparku kepada anak-anak.

“Robot itu ciptaan Allah, Bu?” tanya Ghazi lagi serius.

Aku selalu mengaitkan apa saja sebagai ciptaan Allah. Saat melihat matahari, gunung, burung, bulan, bintang, dan banyak hal lainnya aku selalu bilang itu semua ciptaan Allah. Kemudian tiap hari aku tanyakan lagi, siapa yang menciptakan matahari? Siapa yang menciptakan bumi, matahari, siang, malam, dan banyak hal lainnya? Dan mereka akan menjawab itu semua ciptaan Allah.

“Bukan Mas. Robot itu buatan manusia.”

“Kok manusia hebat sih bisa bikin robot yang seperti manusia?”

“Teknologi sekarang sudah semakin maju, Mas. Manusia bisa membuat robot apa saja. Robot terbuat dari mesin, jadi nggak ada nyawanya. Manusia tidak bisa menciptakan makhluk yang bernyawa, hanya Allah sajalah yang Maha Pencipta,” jelasku.

“Terus Bu, siapa yang menciptakan Allah?”

Deg. Datang juga pertanyaan ini. Harus hati-hati menjelaskannya agar anak-anak tidak salah tangkap dan bisa masuk dalam pikirannya. Bismillah ya Allah berikanlah kepadaku kemudahan menjelaskan, dan berikanlah kepada anak-anak kemudahan untuk memahami.

“Iya Bu, lalu siapa yang menciptakan Allah?” tanya Ghazan mengulangi pertanyaan Ghazi.

“Begini Nak, Allah itu adalah Maha Awal, artinya Allah itu sudah ada sebelum segala sesuatu ada. Allah itu ada dengan sendirinya. Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan. Kalau ada yang menciptakan Allah, jadinya Allah bukan Maha Pencipta lagi dong,” semoga penjelasanku bisa dimengerti anak-anak.

“Oh gitu ya Bu. Maksudnya juga ngga punya anak? Kalau ibu kan punya anak?” tanya Ghazi lagi.

“Iya Mas, kan ibu makhluk. Oh ya ingat ngga artinya surat al ikhlas, surat yang sering kita baca waktu sholat? Qul huwallahu ahad artinya katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allahu somad artinya Allah tempat meminta segala sesuatu. Lam yalid wa lam yụlad artinya (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

Allah itu Esa. Satu. Kalau Tuhan ada banyak gimana dong? Tuhan 1 minta turun hujan, yang 1 ngga setuju malah maunya turun salju, yang 1 nggak mau turun hujan nggak mau turun salju. Yang ada malah debat sendiri, dan malah kacau,” ujarku mencoba menjelaskan.

“Oh gitu ya Bu. Jadi Allah maha Pencipta dan cuma satu. Allah juga ngga punya anak dan ngga punya orang tua. Oke deh makasih buu..” balas Ghazi sambil tersenyum.

Alhamdulillah lega, sudah bisa menjelaskan dengan baik. Semoga mereka benar-benar mengerti.

Baca Juga:

Cara Asyik Mengajak Anak Belajar Puasa

By thekurniawans

The Kurniawans adalah sebuah catatan keluarga, jelajahi kisah pengasuhan, perjalanan, dan semua cerita menyenangkan.

2 thoughts on “Siapa yang Menciptakan Allah, Bu?”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *