Wae Rebo, Menyusuri Serpihan Surga di Atas Awan Bersama Teman Hidup Traveloka

Wae Rebo bersama Teman Hidup Traveloka

“Leluhur masyarakat Wae Rebo berasal dari tanah Minang, yaitu Empu Naro. Bersama saudaranya, Bimbang, mereka datang ke Flores menggunakan perahu layar. Berlabuh di Nangapaang, menuju arah utara dan tiba di wilayah bernama Todo. Maro dan keluarganya tiba di wilayah Golo Pando yang kelak menjadi nama Wae Rebo.”

***

“Traveling Berdua. Kapan?”

Sebuah pertanyaan sederhana yang aku sendiri ngga tahu jawabannya. Sebuah pertanyaan “kapan” kadang terlalu menyakitkan saat kita tak bisa menjawabnya. “kapan lulus?”, “kapan nikah?”, “kapan punya anak?”, “kapan nambah anak?”, “kapan punya rumah?” bahkan sesederhana “kapan traveling berdua?” hehehe.

Memasuki hubungan pernikahan hampir delapan tahun, Wow!

Alhamdulillah bisa melewati berbagai kerikil dalam rumah tangga, insya Allah sampai besok dan besoknya lagi. Hubungan kami memang masih pasang surut, dengan berbagai masalah yang (seharusnya) semakin mendewasakan kami.

Hubungan LDM memang kerap tak mudah dijalani, tapi tetap harus dijalani. Suami yang bekerja 4 minggu on duty dan 4 minggu off duty memang membuat kami tak selalu bersama setiap waktu. Jangan tanya bagaimana kadang kebosanan menghampiri, tapi di sisi lain harus menahan rindu tak terperi.

Jadi, traveling berdua ya? Kenapa enggak!

Mengapa aku menjatuhkan pilihan pada Wae Rebo?

1. Mengembalikan Rasa Manis Berdua

“Merawat pernikahan adalah perjuangan seumur hidup”

Merawat pernikahan adalah sebuah ibadah yang terus menerus diperjuangkan sepanjang waktu seumur hidup. Tampaknya ngga mudah? Iya emang berat. Kalau gampang ntar hadiahnya cuma piring cantik wkwkwk.

Jadi kalau hubungan suami istri semakin memudar seiring berjalannya waktu yah itu mah wajar dong. Ngga mungkin juga (kalau aku) di anniversary ke-8 pernikahanku, aku ngga pernah bosan, marah, kecewa, sebel, sama Mr.K. Ngga mungkin juga setiap hari rasanya kaya saat kami baru jadian dulu. Tiap hari berbunga-bunga, udahlah yah yang lain cuma ngontrak!

Kesibukan seorang istri dengan masalah domestik yang ngga ada habisnya. Menemani anak-anak belajar, bermain, antar jemput sekolah, ke pasar, beberes rumah, memasak, menyiapkan bekal, banyak! Urusan rumah tangga tuh seolah tak memberi jeda.

Terus, mana ada waktu buat berdua? Mr.K juga sibuk dengan jadwal trainingnya. Banyak hal yang seolah membuat kami lupa dengan keromantisan bersama saat baru menikah dulu.

Bahkan kami lupa pillow talk saking capeknya dengan aktivitas dan rutinitas seharian. Kadang cuma maasalah kecil, bisa terjadi pertengkaran hebat. Entah karena jenuh, atau emang Cuma pengen nyari gara-gara.

Kadang kami lupa cara menumbuhkan rasa manis yang pernah ada. Eaaa~

Aku buka tipikal seperti cewek kebanyakan yang suka menghabiskan uang buat beli baju, skincare, atau sepatu. Nooo.

Aku selalu menabung untuk jalan-jalan. Menghabiskan uang? Kamu boleh menyebutkan begitu, tapi tiap orang punya prioritas berbeda-beda.

“Traveling adalah cara terbaik mengalokasikan uang untuk membeli pengalaman. Kebahagiaan tiap orang berbeda-beda dan tak melulu diukur dari materi yang diperolehnya. Cara bahagiaku, saat berdebar menjumpai tempat baru, menyapa orang baru, menelisik serpihan surga di belahan bumi mana saja.”

Namun pandemi membuat semua wishlist travelingku jadi ambyar. Semua destinasi harus dicoret habis-habisan karena perpanjangan PPKM sampe entah level yang ke berapa.

Oke, jadi mau ke mana setelah pandemi usai?

Aku pun iseng bertanya Mr.K, “Yang, pengen ke mana nih kalau udah ngga pandemi?

“Wae Rebo yuk. Berdua aja.”

Wow! Yaaay, kami bisa #LihatDuniaLagi berdua aja!

Wae Rebo berdua aja adalah jawaban yang bikin kami semangat kerja keras buat menabung, agar segera bisa terwujudkan.

Wae Rebo punya daya tarik magis yang seakan menarik kami untuk segera merangkulnya.

2. Surga di Atas Awan, Menyusuri Serpihan Nirwana Berdua

(sumber: goodnewsfromindonesia.id)

Wae Rebo, begitulah orang mengenalnya. Jadi ini adalah desa tradisional yang ada di Kampung Satar lenda, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Berada di ketinggian 1.200 mdpl dan dikelilingi beberapa bukit cantik berjajar nampak bagai mengitari desa adat ini seolah menjadi pagar yang membuatnya terisolasi.

Bahkan Wae Rebo kerap dihiasi kabut tipis tiap paginya. Kabut ini akan turun perlahan dari perbukitan dan menyelimuti seluruh desa dengan kabut.

Lokasinya yang tersembunyi dan cukup tinggi membuatnya dijuluki “desa di atas awan”.. banyak pelancong yang rela jauh-jauh menikmati setiap sudur surga dari timur Indonesia ini. Meskipun untuk mencapainya kamu harus menempuh trekking selama dua hingga tiga jam melalui medan yang cukup menantang,

Bagaimana aku jadi tak penasaran melihat kecantikannya? Ingin rasanya benar-benar ke sana.

Wilayahnya yang jauh dan sulit diakses seolah membuat adrenalin ini tertantang. Dan ngga mungkin dong sama anak-anak.

Sesunguhnya aku juga memimpikan trekking berdua sama Mr. K. Mumpung anak-anak udah bisa ditinggal, hehehe.

3. Masyarakat Adat yang Kaya Tradisi dan Budaya

Berbicara tentang kebinekaan di tanah air, tentu saja kita tak bisa lepas dari keberadaan masyarakat adat.

Masyarakat adat tuh cermin kebinekaan bumi pertiwi. Gambaran kemajemukan yang terlihat dari banyaknya suku, bahasa, dan produk hukum adat.

Saat pandemi Covid 19 kemarin, sebagian besar masyarakat adat pun mampu bertahan di tengah pembatasan sosial. Mekanisme pertahanan diri yang sudah lama dipraktikkan memang membuat pandemi bukan sebuah tantangan baru.

Masyarakat adat sangat kaya akan pengetahuan tradisional, termasuk sistem pangan atau pertanian, obat-obatan, dan cara mereka menjaga hutan. Masyarakat adat juga memiliki pengetahuan dan pengelolaan pemanfaatan sumber daya alam yang adil dan lestari.

Inilah yang membuatku jatuh cinta ingin mengenal lebih dekat, lebih dalam, mencoba menyusuri tempat mereka tinggal, dan hidup ditengah keterbatasan yang jauh dari modernisasi.

Bahkan masyarakat adat sendiri menjadikan hutan dan wilayah adat menjadi bagian dari spiritual mereka. Menjaga keseimbangan antara alam dan manusia.

Itulah mengapa mereka disebut sebagai “sang penjaga”. Dan tugas kitalah untuk “menjaga sang penjaga”.

Maka, kami memilih Wae Rebo, mengenal sang penjaga lebih dekat di tempat mereka tinggal sejak jaman leluhurnya.

Mengapa Harus Jauh-jauh ke Wae Rebo?

Sebenarnya ada berjuta alasan yang ‘menarik’ kami berdua ke sana. Bisa jadi satu novel sendiri ntar hehe. Beberapa aja deh aku spill..

1. Keunikan Asal-Usulnya

(sumber: indonesia.travel/id)

Tahu ngga, meskipun Wae Rebo itu perkampungan di Manggarai Barat, NTT, tapi ternyata warga desanya mengklaim kalau mereka keturunan Minang dari Sumatera Barat.

Hah? Kok bisa?

Perihal sejarah Wae Rebo ini cukup menarik, kok bisa ada bau keturunan Minangkabau?

(sumber: iqbalkautsar.com)

Yah memang banyak versi cerita yang berbeda. Bahkan legenda yang populer menyebutkan leluhur Wae Rebo bernama Empo Maro. Menurut tradisi lisan, usia Wae Rebo kini 1.080 tahun berdasarkan perhitungan generasi saat ini sudah memasuki urutan 18 dengan masing-masing generasi berusia maksimal 60 tahun.

2. Kehidupan Bermasyarakat, Sarat Kearifan Lokal

(sumber: indonesia.travel/id)

Bukan cuma pesona keindahan desanya aja, namun ragam sosialnya juga punya magis tersendiri. Desa adat Wae Rebo ini ditinggali sekitar 44 keluarga yang bertumpu pada sektor pertanian.

Masyarakat adat juga menanam kopi, cengkeh, umbi-umbian. Kaum perempuan adatnya juga memasak, mengasuh anak, menenun, bahkan banyak juga yang membantu di kebun.

Warga menggunakan sumber mata air dari pegunungan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Sumber mata airnya dinamakan sosor, ada 2 jenis sosor yaitu sosor pria dan sosor wanita.

3. Rumah Adat Mbaru Niang Berbentuk Kerucut

Ketika sampai di Wae Rebo, kamu akan disuguhkan dengan pemandangan yang tak biasa. Kamu akan melihat 7 rumah yang memiliki bentuk unik berbentuk kerucut. Rumah ini asli peningalan nenek moyang yang masih lestari banget.

Rumah adat berbentuk kerucut ini merupakan rumah adat asli dari desa adat Wae Rebo, namanya Mbaru Niang. Pola kerucut itu dijadikan bentuk dasar sebagai simbol wujud persatuan dan kesatuan masyarakat.

(sumber: goodnewsfromindonesia.id)

Mbaru Niang memiliki 7 bangunan yang mencerminkan 7 bentang alam yang duisucikan, yaitu Mata Air Wae rebo, Mata Air Regan, Gunung Ponto, Gunung Mahe, Gunung Cadas, Hutan Hembel, dan Hutan Ponto Nao.

Oh ya, 7 rumah ini juga punya nama masing-masing. Unik yah. Namanya kalau diurutkan dari kiri ke kanang, ada Niang Gena Mandok, Niang Gena Jekong, Niang Gena Ndorom, Niang Gendang (Rumah Utama), Niang Gena Pirung, Niang Gena Jintam, dan Niang Gena Maro.

(sumber: iqbalkautsar.com)

Jujurly, karena rumahnya yang cuma 7 aku tuh jadi penasaran dong pengen nginep di sana. Mau nginep di mana lagi? Kan ngga ada bangunan lain wkwkwk.

Nantinya para tamu atau pelancong tuh akan ditempatkan di Mbaru Niang khusus tamu yang akan dijadikan satu dengan tamu lainnya. Tamu ini akan ditempatkan di Rumah Utama yang dihuni oleh 8 kepala keluarga. Para tamu akan disambut dengtan upacara adat yang pakai bahasa Manggarai!

Aaawwwwww. Kepengeeen banget ke sana!

5. Upacara Waelu dan Upacara Adat Penti

(sumber: topwisatakomodo.com)

Saat kamu sampai, nanti bakal disambut dengan upacara Waelu. Sebuah upacara ungkapan selamat datang kepada tamu yang sedang berkunjung. Upacara ini tentu saja akan dipimpin oleh kepala suku.

Kamu akan mendapati doa-doa kebaikan dan juga keselamatan selama mengunjungi desa Wae Rebo. Sebuah penghormatan pada leluhr dan memohon ijin agar tak ada kesialan menghampiri.

6. Menikmati Kopi Robusta yang Mendunia

(sumber: iqbalkautsar.com)

Apakah kamu salah satu penikmat kopi? Kalau Mr. K sih iyes!

Makanya dia pengen banget mengunjungi Wae Rebo yang konon katanya kamu bisa menikmati racikan kopi robusta yang mendunia. Bahkan langsung diseduh di daerah penghasilnya!

Kamu bakal mendapat pengalaman rasa unik yang menggoyang lidah. Pada seruputan pertama bakal mencecap robusta strong yang diselingi dengan rasa buah seperti buah asam.

(sumber: iqbalkautsar.com)

Kopi, bagi masyarakat adat Wae Rebo bukan cuma sekadar komoditas ekonomi. Bukan pula semata minuman penghangat dari dinginnya angin di atas awan. Lebih dari itu, kopi telah menjadi karunia.

Sebuah napas yang menghidupi manusia-manusia Wae Rebo.

Budidaya dan pengolahan pasca panen juga sangat tradisional. Tak ada pupuk tak ada pestisida. Bagi mereka, itu bisa merusak tanah warisan leluhur.

Membayangkan kami bisa menyeruput secangkir kopi di sana, menghirup segarnya udara tanpa polusi. Menatap setiap harapan agar geliat pariwisata bakal mengangkat kopo Wae Rebo. Hingga makin kokoh menjadi sandaran hidup keluarga.

7. Pencapaian Desa Adat Wae Rebo

Dalam hal wisata, malahan desa adat ini udah terkenal dulu di luar negeri sejak antropologi Catherine Allertone melakukan penelitian pada 1977. Kemudian kampung ini jadi mendunia melalui foto di kartu pos.

Jadi Wae Rebo ini lebih terkenal di kalangan wisatawan mancanegara daripada wisatawan lokal sendiri. Traveler Indonesia yang datang pertama kali bernama Yori Antar, bersama kawan-kawannya bermodalkan kartu pos berkunjung 2008 lalu.

Menariknya lagi, Desa Adat Wae Rebo juga mendapatkan penghargaan “Award of Excellence” dari UNESCO untuk kategori budaya dan turisme pada Unesco Asia Pacific Award for Cultural Heritage pada 27 Agustus 2012.

Keren banget kan!

Jadi ini sebuah penghargaan tertinggi untuk kategori konservasi warisan budaya. Wae Rebo berhasil melakukan revitalisasi dengan tetap menjaga keaslian dan menghargai proses pembangunan nasional.

(sumber: indonesia.travel/id)

Pak Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dalam kunjungannya beberapa waktu lalu juga berharap agar segala penccapaian ini bisa membuat keberasaan Desa Wisata Wae Rebo terus berkembang ke depannya.

Hwaaa makin pengen ke sini kan ygy?

Nah terus gimana caranya ke Wae Rebo, nah lho!

Booking Hotel Murah, Mampir ke Labuan Bajo

Oke, bismillah. Sepertinya perjalanan ini akan panjang dan menantang. Belum berangkat, eh berdebarnya udah sekarang HAHAHA.

Aku bahas mulai dari gerbang awal keberangkatan sebelum menuju Wae Rebo. Labuan Bajo adalah titik di mana kamu akan memulai perjalanan. Kamu bisa bebas memilih transposrtasi apa yang bisa digunakan menuju Labuan Bajo. Kalau aku prefer sih dari Malang naik pesawat aja deh, biar hemat waktu dan tenaga.

Pesan Tiket Pesawat

Jauh hari sebelum merencanakan perjalanan, pasti aku langsung bikin itinerary-nya. Hal pertama yang aku lakukan pasti langsung buka Traveloka buat ceki-ceki tiket pesawat.

Nanti berangkatnya dari Surabaya ke Labuan Bajo (Komodo Airport). Mending pilih penerbangan akhir bulan ini, karena masih miring gitu harganya. Mulai bulan depan kayanya udah masuk high season.

Ada Super Air Jet seharga Rp 1.440.600/ orang. Penerbangan langsung cuma 1 jam 30 menit dan ada 2 kupon Quickride dan Gratis Kupon Xperience, hehe. Terus bisa refund dan bisa reschedule.

Jadwal pulangnya lebih murah sih, ada Super Air Jet juga yang ngga pake transit cuma Rp 1.338.600/ orang. Ada promo PayLater yang bisa digunakan juga, ada ektra diskon dan keuntungan tambahan. Terus kamu juga bisa mencoba Add-On Bonus dengan harga termurah dan bisa dipakai untuk pembelian berikutnya.

Aku suka buka Traveloka pakai applikasi, soalnya bisa sambil bobo-an searching-nya. Maget bet deh! Wkwkwk.

Booking Hotel Murah

Udah sampai Labuan Bajo, sayang banget kalau ngga nginep sambil jalan-jalan dulu. Mumpung bisa berduaan, bisa lah ya melipir sebentar. Ghaayaaa~

(sumber: traveloka.com/id-id/hotel)

Aku menjatuhkan pilihan pada Laprima Hotel. Meski bintang tiga aku langsung teratrik dengan fasilitas Gratis Airport Transfer (antar/jemput) untuk 2 orang. Soalnya kami masih baru banget ke Labuan Bajo dan kayanya lebih aman kalau ada yang jemput yah.

Harganya bersahabat banget dapet promo hemat 16.63%, dari Rp 1.140.000 bisa jadi Rp 907.649/ kamar per malam. Dengan rating bagus 8.4 (mengesankan), kayanya aku ngga ragu deh pilih yang ini. Dapet Superior Hill View yang kayanya asri dan seger banget. Jalan-jalan ke Pantai Pede Labuan juga deket cuma 115 meter. Udah dapat sarapan gratis pulak. Cocok!

Sekarang aku cari hotel buat istirahat pas pulangnya yah. Aku coba buka lewat laptop, biar kamu tahu bedanya buka Traveloka pakai HP sama laptop. Sama-sama enak kok, tergantung kesukaan aja. Kan ada yang lebih nyaman lihat layar lebih gede. Ada yang mager kaya aku sambil tiduran. Cuman ada keterangan kalau lebih murah jika pesan pakai app. Hihi.

(sumber: traveloka.com/id-id/hotel)

Kalau pulangnya aku pilih Bintang Flores Hotel karena bintang empat, dengan rating 8.5 (mengesankan). Aku tuh kalau nyari penginepan pasti langsung nyari bagian ulasan. Makanya suka banget kalau reviewnya tuh positif, jadi makin yaquin.

Dulu pas aku nginep di Bali kan juga pesen lewat Traveloka juga. Nah sebagai imbal baliknya, aku juga memberikan ulasan yang oke di tempat aku menginap. Agar semakin banyak calon pengunjung lain yang tertarik juga. Siapa tah kan ulasanku juga bermanfaat buat temen-temen yang nyari hotel sekitar sana.

Ini ada harga spesial dari Rp 1.385.513 jadi Rp 1.039.173/ kamar per malam. Masih bisa Klaim Kupon Diskon s.d. Rp 350.000. Terus pembatalan gratis, ngga kena tambahan biaya, bisa bayar saat check-in dan dapet sarapan gratis. Seneng banget kan!

Ekstra fleksibel karena pesan kamar bisa TANPA membayar lebih dulu. Jadi kalau ada perubahan tanggal check-in bisa banget mengkondisikan. Ngga repot gess.

(sumber: traveloka.com/id-id/hotel)

Aku juga lagi ngiler sama Meruorah Labuan Bajo yang punya bintang lima tapi hemat 5%. Kok lihat-lihat foto hotelnya cantik banget, mana ada Hotel Tour juga. Asli makin mupeng. Rating dan ulasannya juga oke. Bisa lah dicoba juga. Kenapa ngga? Mumpung di sana!

Libutan yuukk liburan! Lihat dunia lagi, staycation lagi, liburan bareng teman hidup lagi, emang cocok banget kalau booking hotel murah lewat Traveloka. Ciyuss!

Oke yuk lanjut!

Cuss Labuan Bajo ke Wae Rebo, Lewat Mana?

Labuan Bajo Menuju Ruteng

Dari Labuan Bajo, kami akan menuju Ruteng. Ada beberapa pilihan transportasi seperti naik travel atau menyewa kendaraan. Untuk travelnya sih harganya bisa bermacam-maca, mulai dari Rp 100.000-Rp 300.000/ orang. Ada juga sewa mobil avanza bahkan sewa motor mulai dari Rp 70.000-Rp 120.000. kayanya kalau berdua aja aku mending boncengan motor deh sama Mr. K.

Perjalanan menuju Ruteng ini sekitar 3-4 jam dengan pemandangan cantik berbukit dan persawahan memanjakan mata. Oh ya, katanya tuh kamu bisa berhenti sambil menyapa anak-anak SD sepanjang jalan menuju Wae Rebo, sempatkan lah ber-high five juga. Anak-anak di sana sangat ramah dan baik >,<.

Ruteng Menuju Denge

Sampai di Ruteng, ternyata perjalanan masih panjang cuyyyy. Kalau menggunakan travel, kamu bisa melanjtkan perjalan menunggunakan ojek. Harga ojeknya sekitar Rp 150.00-Rp 200.000.

Kalau mau menyewa kendaraan juga bisa kok. Perjalanan dari Ruteng menuju Denge ini melewati jalan berbukit – pinggir pantai – jalan berbukit. Pinggir pantainya bukan berupa pasir namum sebuah batu-batu kecil yang indah.

Kalau udah melihat Pulau Mules dari kejauhan berarti Denge udah deket. Perjalanan ke Denge ini sekitar 3-4 jam.

Denge – Pos 1

Denge ini adalah desa terakhir sebelum menuju Wae Rebo. Oh ya, katanya di Denge ini udah ngga ada sinyal. Jadi kamu akan mendapatkan sinyal Cuma di beberapa titik dan itu juga agak sulit wkwkwk.

Kalau jalan kaki dari perkampungan desa Denge menuju pos 1 ini membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Bisa ngojek juga sih. Tapi karena kami naik motor, nanti bisa melanjutkan perjalan sampai jembatan terkahir rumah warga dan bilang aja “mau ke Wae Rebo, Pak”. Bisa parkir di sini juga.

Pos 1 – Wae Rebo

Dari pos 1, sepertinya kami harus mulai jalan kaki ke Wae Rebo karena vuma ada jalan setapak aja.

Perjalanan dari po 1 ke pos 2 melalui jalan berupa hutan yang menanjak dengan jarak tempuh sekitar 2 – 3 jam.

Pos 2 – Wae Rebo

Pos 2 tuh pemandangannya cantik banget katanya. Kamu juga bisa melihat Desa Denge dari jauh kalau cuacanya lagi bagus.

Dari pos 2 masih melanjutkan perjalanan dikelilingi hutan dan mulai masuk ke perkebunan kopi warga Wae Rebo. Ini udah aman kok, jalanan udah datar dan menurun. Jarak dari pos 2 ke Wae Rebo ini sekitar 1 jam lah.

Sebelum memasuki Wae Rebo ada sebuah Rumah Kasih Ibu, dan kamu harus membunyikan kentongan. Ini buat menandakan kalau bakal ada tamu yang akan mengunjungi Wae Rebo.

Finalyyyyyy

Welcome to Wae Rebooooo!!!!!!!

(sumber: iqbalkautsar.com)

Jangan kaget kalau kamu telah menyusuri serpihan surga di atas awan dari Timur Indonesia. Kamu akan disambut dengan upacara adat baru kemudian bersenang-senang!

Ngga sabar kan? Ngga sabar kaaannnnn????

Lihat Dunia Lagi Bersama Teman Hidup Traveloka

Oke, kenapa sih aku pakai aplikasi Traveloka buat tiap sesi jalan-jalanku?

Traveloka tuh aplikasi yang menyediakan layanan reservasi tiket pesawat dan hotel yang bisa  online. Kamu bisa memfokuskan perjalanan domestik di Indonesia dan Traveloka punya basis operasional di Jakarta.

Traveloka memiliki layanan customer service yang tersedia 24/7 dalam bahasa lokal serta kemudahan bertransaksi dengan lebih dari 40 metode pembayaran. Aplikasi Traveloka sudah diunduh lebih dari 100 juta kali yang menjadikannya sebagai aplikasi pemesanan perjalanan dan gaya hidup paling populer.

Traveloka pun menawarkan solusi keuangan, pembayaran, dan asuransi buat memenuhi aspirasi hidup kamu. Bisa buat booking tiket pesawat, kereta api, sampai bus dan travel yang akan kamu pilih. Selain itu juga menyediakan hotel, motel, guest house juga.

Keuntungan apa aja sih yang bisa kamu dapetin kalau punya aplikasi Traveloka ini?

1. Pesan Tiket Pesawat Paling Murah

Jadi di Traveloka ini ada fitur “Notifikasi Harga”. Fitur ini memungkinkan kamu buat mendapatkan harga termurah saat nyari tiket pesawat.

Nanti kamu bisa buat Notifikasi Harga sesuai dengan maskapai pilihan dengan tanggal destinasi. Traveloka akan memberi Notifikasi Push saat ada harga termurah yang ditawarkan.

Benefitnya kamu bisa dapat penerbangan di waktu tepat dengan harga ramah di kantong.

Apa saja Keuntungan Beli tiket di Traveloka?

Cepat dan Aman

Saat ini teknologi sudah jauh lebih pesat dan membuat para digital savvy ngga sabaran menunggu terlalu lama. Semua harus sat set langsung beres.

Traveloka ini bisa membantu para digital savvy menghadirkan user experience yang nyaman dan cepat. Jadi dalam waktu singkat bisa menampilkan hasil yang lengkap kalaumau pesan tiket pesawat lewat sarthpone maupun web.

Meskipun begitu semua proses terjamin dong sistem keamanannya. Tiket pesawat yang udah kamu beli akan tersimpan dalam format digital di Traveloka App dan email jadi juga meminimalisasi risiko hilang, rusak, maupun keitnggalan.

Layangan Lengkap dalam Satu Genggaman

Cuma buka aplikasi sambil rebahan kamu bisa menjangkau semua kebutuhan penerbangan. Nanti kamu bisa mencoba fitur Discover deh buat nyari inspirasi.

Setelah beli tiket pesawat, bisa juga online check-in, jadi ngga perlu sampai lari-lari ke bandara saat hari H.

Ada fitur Status Penerbangan yang khususu memudahkan kamu mengecek status penerbangan terkini dan membagikannya ke sahabat. Bahkan mau reschedule atau refund mendadak juga bisa lewat akun Traveloka mu.

Kamu ngga perlu pindah situs arau aplikasi tambahan buat semua kebutuhanmu. Bisa beli bagasi ekstra, makanan saat penerbangan, pembungkus bagasi, sampau akses masuk lounge bandara saat online check-in menggunakan aplikasi.

Fitur Canggih Memudahkan Pembelian

(sumber: traveloka.com)

Banyak banget fitur canggih yang cocok buat kamu para digital savvy. Semua ini sangat membantu agar pengguna bisa merasakan kemudahan pembelian yang hemat waktu.

Filter dan Sortir: memudahkan pencarian tiket

Kalender Harga: menampilkan kisara harga tiket termurah selama sebulan pencarian

Notifikasi Harga: membantu kamu memantau harga tiket sesuai budget dan langsung mengirimkan notifikasi otomatis

Passanger Quick Pick: pengisian data penumpang dalam sekali klik.

2. Siap Membantumu Menginap di Hotel Idaman

Selain pesan tiket pesawat, kamu juga bisa memanfaatkan layanan pesan hotel di Traveloka. Jadi sangat efektif deh karena bisa memesan tiket pesawat sekaligus pesan hotel cukup dalam satu aplikasi.

Untuk pesan hotel juga langkahnya cukup mudah.

(sumber: traveloka.com/id-id/hotel)

Cari Hotel

Mulai pencarian dengan memasukkan destinasi, tempat wisata, atau nama hotel. Jangan lupa pilih tanggal menginap.

Pilih Hotel

Di halaman hasil pencarian, pilih kamar hotel yang kamu inginkan. Klik tombol Lihat Kamar buat mengetahui detail kamar yang kamu pilih.

Pesan Hotel

Di halaman detail hotel, pilih jenis dan jumlah kamar yang ingin kamu pesan.

Isi Data Pemesan dan Tamu Hotel

Isi data pemesan yang dapat dihubungi dan data pribadi kamu. Bisa juga menambahkan asuransi perjalan ke pesanan hotel kamu.

Lakukan Pembayaran

Pilih metode pembayaran yang sesuai dengan kebutuhan. Lakukan pembayaran sebelum waktu habis.

Voucher Hotel Dikirimkan

Setelah pembayaran sukses diterima, voucher hotel resmi Traveloka kirimkan ke alamat email kamu, maksimal 60 menit.

Manfaatkan pula fitur Online Check-in. Ini merupakan fitur yang bisa memudahkan banget buat check-in hotel lewat online dengan aplikasi Traveloka.

Ngga ada lagi tuh acara tergesa-gesa buat sampai di hotel, karena kamu udah check-in lewat aplikasi.

Hanya saja kamu perlu memastikan dokumen yang sama dengan dokumen yang kamu kirimkan saat online check-in.

(sumber: traveloka.com)

#StaycationJadi YAKIN karena diskonnya ngga MAIN-MAIN!

Jangan sampai kelupaan pakai Kupon Staycation dan kamu bisa dapetin diskon s.d Rp 500ribu.

3. Bisa Liburan Sekarang, Bayar Kemudian Pakai PayLater

(sumber: traveloka.com)

Sekarang kamu ngga perlu lagi bingung mikir budget buat liburan. Liburan dadakan emang mendebarkan, apalagi kalau belum ada budgetnya. Tapi jangan khawatir karena ada Traveloka PayLater yang bisa jadi pilihan pembayaran untuk liburanmu.

Budget minim buat liburan bukan jadi kendala, karena PayLater dari Traveloka bisa buat liburan kapan aja, bayar belakangan dengan cicilan oline atau kartu kredit online.

Bisa buat tiket pesawat sampai pesan kamar hotel, kamu bisa bayar duluan menggunakan PayLater dan cicil tiap bulan.

Oke gasss yuk!

4. Bikin Rencana dengan Discovery Mode Buat Planning Liburan Makin Seru

(sumber: traveloka.com)

Ternyata masih banyak yang belum tahu fitur Traveloka Discovery Mode yang bisa bikin planning liburanmu makin seru.

Kamu masih galau mau nginep di mana, kapan, dan sama siapa? Saatnya buka fitur Discovery Mode yang bisa memberikan inspirasi penginapan sesuai dengan preferensi area yang kamu pilih, dengan siapa kamu menginap dan perkiraan tanggal juga.

Nah, dijamin anti galau dan ngga usah pusing cari pilihan hotel ke sana ke sini karena Discovery Mode sudag mengorganisirnya dengan cantik.

Lengkap banget kan, satu aplikasi dalam genggamanku, bisa membawaku terbang tinggi bersama mimpi-mimpiku.

Semoga aku juga bisa menyusuri serpihan surga di Wae Rebo bersama #TemanHidup-ku, Mr. K.

Yuk ‘#LihatDuniaLagi dan bikin #StaycationJadi’ dengan Traveloka! Langsung meluncur ke Traveloka lewat link ini:  https://trv.lk/kompetisi-lihatdunialagi-bloggerperempuan

Referensi:

https://www.traveloka.com/en-id/

https://www.traveloka.com/id-id/hotel

https://www.traveloka.com/id-id/explore/tips/pl-keuntungan-aplikasi-traveloka/159891

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/06/14/mengupas-sejarah-wae-rebo-salah-satu-desa-tertinggi-di-indonesia

https://jejakperadaban.com/kampung-adat-wae-rebo/

https://www.ngetrip.my.id/2022/08/wae-rebo-desa-adat-waerebo-ntt.html

https://www.indonesia.travel/id/id/ide-liburan/sarat-dengan-kearifan-lokal-inilah-wae-rebo-desa-di-atas-awan

https://berjalanterus.com/5-cara-menuju-negeri-di-atas-awan-wae-rebo/

http://www.iqbalkautsar.com/2014/05/wae-rebo-kopi-dan-tenun.html

 

 

 

By thekurniawans

The Kurniawans adalah sebuah catatan keluarga, jelajahi kisah pengasuhan, perjalanan, dan semua cerita menyenangkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *